Sabtu, 21 Mei 2016

PLASENTA PREVIA


 PLASENTA PREVIA


 

Placenta previa terjadi pada 1 dari 200 kehamilan, placenta previa merupakan kondisi di mana plasenta melekat pada bagian bawah rahim sedemikian rupa sehingga menutupi bukaan leher rahim. Kondisi ini lebih sering terjadi pada bulan-bulan awal kehamilan, jika seorang ibu hamil mengalami placenta previa, ia dan janin akan memiliki resiko pendarahan berlebih jika kondisi ini terus berlangsung selama kehamilan hingga saat persalinan tiba. Selain placenta previa, letak placenta juga bisa mengalami ketidaknormalan yang disebut plasenta rendah (low-lying placenta), dimana plasenta terletak sangat dekat dengan bukaan rahim tapi tidak sampai menutupinya.
Placenta previa jarang terjadi pada kehamilan pertama seorang ibu, tapi kecenderungan untuk terjadinya kondisi ini semakin meningkat pada kehamilan-kehamilan berikutnya. Placenta Previa terbagi atas tiga tipe :
  1. Placenta Previa Total
  2. Placenta Previa Sebagian
  3. Placenta Previa Marjinal
Dari ketiga tipe placenta previa tersebut, tipe marjinal adalah yang paling sering terjadi. Untuk mendiagnosa placenta previa, dokter spesialis kandungan anda akan melakukan USG pada usia kehamilan 18-20 minggu. Seorang ibu juga bisa diduga mengalami placenta previa jika terjadi pendarahan pada trimester kedua kehamilannya, evaluasi ulang akan dilakukan melalui USG pada usia kehamilan 30-36 minggu. Pada sebagian besar kasus, plasenta akan bergeser menjauhi jalan lahir sebelum usia kehamilan minggu ke-30 dimana usia kehamilan terus bertambah dan rahim telah berkembang dan meregang.
Penyebab placenta previa
penyebab pasti placenta previa belum diketahui. Namun resiko terjadinya kondisi ini meningkat jika :
  1. Ibu mengalami placenta previa pada kehamilan sebelumnya.
  2. Ibu menjalani operasi caesar pada persalinan sebelumnya.
  3. Ibu menjalani kehamilan kedua dan seterusnya.
  4. Ibu hamil dengan usia di atas 35 tahun.
  5. Ibu merokok.
  6. Ibu pernah mengalami operasi pada rahim misalnya kuret akibat keguguran atau operasi untuk menghilangkan miom.
Waspadalah jika ibu mengalami pendarahan pada usia kehamilan 21-40 minggu, Pendarahan vaginal tanpa rasa sakit yang terjadi secara tiba-tiba pada akhir trimester kedua atau awal trimester ketiga merupakan indikasi placenta previa. Penggunaan USG merupakan cara yang paling efektif untuk mendeteksi placenta previa, USG vaginal sebaiknya tidak dilakukan karena bisa mengakibatkan lepasnya plasenta dan pendarahan yang parah.
Pendarahan pada akhir masa kehamilan menunjukkan bahwa kontraksi sebelum waktu persalinan menyebabkan terlepasnya sebagian akar plasenta, hal ini mengancam supply nutrisi dan oksigen ke janin jika persalinan dimungkinkan. Ini terjadi karena plasenta akan menghalangi keluarnya bayi melalui jalan lahir, dalam kasus seperti ini, tindakan operasi caesar akan dilakukan.
Operasi Caesar juga tidak dapat dihindarkan jika kasus yang terjadi adalah placenta previa total, Pada kasus placenta previa marjinal atau placenta previa parsial, kelahiran normal masih dimungkinkan. Keputusan apakah kelahiran dilakukan secara normal atau melalui operasi caesar diambil berdasarkan seberapa banyak plasenta menutupi jalan lahir.
Seorang ibu yang mengalami placenta previa tipe apapun sebaiknya tidak menggunakan apapun di vaginanya termasuk cairan pencuci vagna atau obat-obatan lainnya, selain itu hubungan seksual juga sebaiknya tidak dilakukan. Disarankan untuk menjalani bed rest untuk mengurangi tekanan pada plasenta yang terletak di bawah. Semua aktifitas yang bisa memberikan tekanan kepada plasenta, misalnya bekerja keras dan mengangkat/membawa barang berat sebaiknya dihindari.
Jika usia kehamilan sudah di atas 36 minggu plasenta masih terletak di bawah tapi tidak sampai menutupi jalan lahir dan tidak terjadi pendarahan, ibu bisa istirahat di rumah tapi harus sering-sering kontrol ke dokter. Kebanyakan dokter akan memilih untuk menunggu perkembangan selanjutnya agar bayi bisa berkembang sempurna dalam rahim, beberapa dokter lainnya mungkin memilih untuk melakukan induksi. Apapun keputusan dokter anda, sebaiknya anda mengikutinya dengan pikiran yang tenang.
Gejala plasenta previa adalah terjadinya pendarahan pada akhir trimester kedua atau awal trimester ketiga, tetapi, ada juga tidak terjadi pendarahan sampai mendekati persalinan. Jumlah darah yang dikeluarkan bervariasi, mulai dari tetesan darah sampai darah seperti saat haid.
Wanita hamil dengan plasenta previa tidak memungkinkan untuk melahirkan secara normal karena akan mengakibatkan pendarahan hebat. Apabila telah diketahui seorang ibu Plasenta Previa, maka untuk mencegah terjadinya pendarahan yaitu :
1. Mengurangi fisik
Aktivitas fisik yang berat dapat memicu terjadinya kontraksi.
2. Bed rest
Jika sudah mengalami pendarahan berulang kali dan dalam jumlah banyak, disarankan agar bed rest total untuk mencegah terjadinya kontraksi dan pendarahan yang lebih banyak.
3. Pelvic rest
Yaitu tidak melakukan hal-hal pada vagina yang berpotensi menyebabkna terjadinya pendarahan, misalnya, tidak melakukan hubungan seks, membersihkan vagina menggunakan cairan atau alat tertentu, menggunakan pembalut vagina.
Pada kasus Plasenta Previa yang sudah parah, penderitanya harus diopname di rumah sakit agar dokter mudah melakukan kontrol. Penanganan yang akan dilakukan dokter adalah memberikan obat-obatan untuk mencegah kontraksi dan obat untuk mempercepat pematangan paru-paru janin untuk kemungkinan apabila janin harus segera dilahirkan.
Karena tidak boleh sampai kontraksi, maka segera hubungi dokter jika Anda merasakan kontraksi perut (perut terasa sangat keras) atau keluar bercak darah. Karena itu merupakan tanda-tanda awal kontraksi yang berbahaya. Segera hubungi dokter dan menuju rumah sakit agar mendapat penanganan yang tepat.

Plasenta memiliki peranan untuk mensuplai nutrisi antara anda dan janin melalui tali pusar janin. Sedangkan placenta previa adalah terjadinya kondisi plasenta menempel di bagian bawah rahim sehingga bukan berada dalam posisi normal. Plasenta previa dibagi menjadi plasenta previa totalis, plasenta previa sentralis, plasenta previa partialis dan juga plasenta previa marginalis. Penyebab dari plasenta previa diantaranya adalah riwayat plasenta previa pada kehamilan sebelumnya, kelahiran kembar, mempunyai kebiasaan buruk seperti merokok, ketika anda hamil melibihi usia 35 tahun, pernah mengalami operasi rahim atau memiliki kelainan rahim. Adapun gejala plasenta previa adalah terjadinya pendarahan vagina setelah 20 minggu kehamilan yang disertai dengan sakit dan kram.
Meskipun demikian pemeriksaan dokter akan membantu anda untuk mengetahui pendarahan yang terjadi untuk penanganan yang lebih lanjut. Plasenta previa menempel pada bagian bawah rahim yang lemah, lebih tipis, dan lebih vaskular. Ketika Anda memasuki trimester kedua dan ketiga, leher rahim mulai menipis dan peregangan untuk persiapan persalinan. Sebagai daerah ini membentang dapat menyebabkan vili (pembuluh darah) untuk istirahat sehingga menyebabkan perdarahan. Plasenta previa dapat mengakibatkan komplikasi bagi ibu dan bayi. Pada usia kandungan yang semakin tua plasenta previa dapat menyebabkan terjadinya pendarahan (umumnya pada trimester ke tiga), selain itu plasenta previa dapat mengakibatkan kelahiran prematur, pada keadaan yang kesehatan yang semakin buruk plasenta previa akan mengakibatkan ibu hamil mendapatkan tindakan persalinan berupa operasi caesar.
Sedangkan pada kehamilan yang masih muda dapat mengakibatkan komplikasi persalinan disebabkan adanya plasenta yang berubah dari keadaan normalnya. Penanganan yang dapat dilakukan untuk plasenta previa pada kehamilan yang masih muda dengan melakukan terapi ekspektif. Terapi ini hanya untuk ibu hamil yang memiliki kondisi kesehatan yang baik dan juga hb yang normal. Adapun terapi lain yang bisa dilakukan yaitu dengan menggunakan terapi aktif. Sedangkan pada usia kandungan yang telah memasuki trimester akhir, penangan yang dapat dilakukan untuk penderita plasenta previa tergantung letak plasenta previa di dalam tubuh penderita, pada keadaan complete previa akan memerlukan operasi caesar untuk persalinannya sedangkan untuk partial previa masih mendapatkan kemungkinan persalinan normal sedangkan untuk marginal previa , plasenta tidak berada di bagian tepi serviks sehingga tidak menutupi jalan lahir.
Dokter akan memantau detak jantung Anda bayi dan memonitor tanda-tanda vital Anda. Apabila perdarahan tidak dapat dikontrol operasi caesar langsung diberikan tanpa memandang lama kehamilan. Sedangkan apabila perdarahan masih bisa dikendalikan dokter akan membahas penjadwalan operasi caesar dengan Anda. Karena risiko pendarahan lebih tinggi untuk wanita dengan plasenta previa,maka pasca melahirkan akan dilakukan pemantauan untuk tanda-tanda pendarahan. Selain itu dapat juga dengan menggunakan obat yang disarankan oleh dokter untuk mengurangi pendarahan yang terhadi. Pemberian obat dapat mengontrol pendarahan seperti obat-obatan pitocin dan transfusi (apabila diperlukan ). Hal yang harus diperhatikan adalah gangguan kesehatan pasca melahirkan dari ibu yang menderita plasenta previa yaitu mengalami anemia. Anemia dapat terjadi pada ibu dan juga bayi sehingga kadar hemoglobin akan dipantau dan suplemen zat besi dapat diberikan untuk meminimalisir gangguan kesehatan lainnya. Konsultasikan selalu kesehatan anda dan bayi anda apabila anda mengalami riwayat plasenta previa pada saat anda mengandung, hal ini dapat menjaga kemungkinan yang terburuk dari terjadi plasenta previa pasca melahirkan.


Kamis, 19 Mei 2016

KB implan



Kontrasepsi (KB) implan adalah tube fleksibel sekitar 40 mm yang dimasukkan di bawah kulit lengan atas. KB implan menghentikan pelepasan sel telur dari indung telur dengan melepaskan progesteron secara lambat ke dalam tubuh. Progesteron mempertebal mukus serviks dan mempertipis rahim. Hal ini akan menyulitkan sperma untuk bergerak melalui serviks dan untuk mempersulit rahim menerima telur yang dibuahi.
Keuntungan utama kontrasepsi (KB) implan adalah:
  • dapat bekerja sampai 3 tahun
  • implan tidak menginterpusi hubungan seks (jadi cairan sperma dapat dikeluarkan di dalam vagina)
  • merupakan pilihan yang tidak menggunakan basis estrogen
  • tidak perlu mengingat minum obat KB setiap hari
  • implan aman digunakan ketika menyusui
  • kesuburan dapat kembali normal sesegera mungkin setelah implan dicabut
  • menawarkan proteksi melawan radang panggul juga terhadap kanker kandungan
  • implan dapat mengurangi periode yang berat atau periode yang nyeri setelah penggunaan selama setahun
  • setelah implan dimasukkan, Anda dapat beraktivitas dengan normal
Berikut kekurangan KB implan:
  • sekitar 20% wanita yang menggunakan implan tidak mengalami menstruasi
  • sekitar 50% mengalami menstruasi yang jarang atau berkepanjangan
  • terdapat efek samping seperti: nyeri kepala, jerawat, mual, perubahan mood
  • beberapa obat mengurangi efektivitas KB implan: obat HIV, epilepsi, obat komplementari, antibiotik rifabutin dan rifampisin
  • pada kasus yang jarang, tempat masuk KB implan dapat terinfeksi. Jika hal ini terjadi area tersebut dibersihkan dan diberikan antibiotik




Komposisi
Implan terdiri dari 2 batang silastik yang setiap batangnya mengandung 75 mg Levonorgestrel (mengandung hormon Progestin).
Mekanisme kerja
  • Dengan memasukkan 2 batang silastik implan dibawah kulit, maka setiap harinya akan dilepaskan levonorgestrel kedalam darah
  • Levonorgetrel yang dilepaskan akan bekerja dengan mencegah pelepasan telur dan mencegah kehamilan
Kualitas
Kualitas internasional yang dapat bekerja efektif selama 4 tahun
Keunikan
  • Metode KB jangka panjang hormonal yang akan lebih mudah digunakan karena hanya membutuhkan sekali untuk pemasangan di dokter atau bidan terdekat yang telah mendapatkan pelatihan
  • Harga yang ekonomis
  • Cocok bagi pasangan suami istri yang merencanakan atau memberi jarak pada kehamilan

Efek Samping
Efek samping yang biasanya akan timbul hanya pada awal pemakaian. Sebagian besar efek samping   yang timbul adalah bukan tanda-tanda satu penyakit. Spotting ringan dan perdarahan diantara masa haid adalah hal yang sangat umum terjadi selain haid tidak teratur.
Penting untuk diperhatikan
  • Setelah melahirkan apabila tidak menyusui maka bisa segera dimulai setelah persalinan
  • Setelah aborsi atau keguguran jika terjadi sampai dengan 7 hari maka bisa dipasang segera
  • Apabilla ganti dari metode suntik maka dipasang pada jadwal suntik berikutnya
  • Apabila ganti dari metode IUD dan mendapat haid lebih dari 5 hari maka cabut IUD pada masa haid berikutnya baru pasang metode implan.
  •  

Rabu, 18 Mei 2016

herpes genitalia

HERPES GENITALIS : PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

Herpes genital merupakan penyakit infeksi akut pada genital dengan gambaran khas berupa vesikel berkelompok pada dasar eritematosa, dan cenderung bersifat rekuren. Umumnya disebabkan oleh herpes simpleks virus tipe 2 (HSV-2), tetapi sebagian kecil dapat pula oleh tipe 1.
Herpes genitalis merupakan infeksi pada genital dengan gejala khas berupa vesikel yang berkelompok dengan dasar eritem bersifat rekuren. Herpes genitalis terjadi pada alat genital dan sekitarnya (bokong, daerah anal dan paha). Ada dua macam tipe HSV yaitu : HSV-1 dan HSV-2 dan keduanya dapat menyebabkan herpes genital. Infeksi HSV-2 sering ditularkan melalui hubungan seks dan dapat menyebabkan rekurensi dan ulserasi genital yang nyeri. Tipe 1 biasanya mengenai mulut dan tipe 2 mengenai daerah genital.
HSV dapat menimbulkan serangkaian penyakit, mulai dari ginggivostomatitis sampai keratokonjungtivitis, ensefalitis, penyakit kelamin dan infeksi pada neonatus. Komplikasi tersebut menjadi bahan pemikiran dan perhatian dari beberapa ahli, seperti : ahli penyakit kulit dan kelamin, ahli kandungan, ahli mikrobiologi dan lain sebagainya. Infeksi primer oleh HSV lebih berat dan mempunyai riwayat yang berbeda dengan infeksi rekuren. Setelah terjadinya infeksi primer virus mengalami masa laten atau stadium dorman, dan infeksi rekuren disebabkan oleh reaktivasi virus dorman ini yang kemudian menimbulkan kelainan pada kulit. Infeksi herpes simpleks fasial-oral rekuren atau herpes labialis dikenali sebagai fever blister atau cold sore dan ditemukan pada 25-40% dari penderita Amerika yang telah terinfeksi. Herpes simpleks fasial-oral biasanya sembuh sendiri. Tetapi pada penderita dengan imunitas yang rendah, dapat ditemukan lesi berat dan luas berupa ulkus yang nyeri pada mulut dan esofagus.
Perjalanan Penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan. Umumnya kelainan klinis/keluhan utama adalah timbulnya sekumpulan vesikel pada kulit atau mukosa dengan rasa terbakar dan gatal pada tempat lesi, kadang-kadang disertai gejala konstitusi seperti malaise, demam, dan nyeri otot.
Diagnosis herpes genital secara klinis ditegakkan dengan adanya gejala khas berupa vesikel berkelompok dengan dasar eritem dan bersifat rekuren. Diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan fisisk jika gejalanya khas dan pemeriksaan laboratorium.
Pengobatan dari herpes genital secara umum bisa dengan menjaga kebersihan lokal, menghindari trauma atau faktor pencetus. Adapun obat-obat yang dapat menangani herpes genital adalah asiklovir, valasiklovir, famsiklovir.
Prognosis akan lebih baik seiring dengan meningkatnya usia seperti pada orang dewasa.
Kematian oleh infeksi HSV jarang terjadi. Infeksi inisial dini yang segera diobati mempunyai prognosis lebih baik, sedangkan infeksi rekuren hanya dapat dibatasi frekuensi kambuhnya. Pada orang dengan gangguan imunitas, misalnya penyakit-penyakit dengan tumor di sistem retikuloendotelial, pengobatan dengan imunosupresan yang lama, menyebabkan infeksi ini dapat menyebar ke alat-alat dalam dan fatal. Prognosis akan lebih baik seiring dengan meningkatnya usia seperti pada orang dewasa. Terapi antivirus efektif menurunkan manifestasi klinis herpes genitalis.
Herpes Genitalis adalah suatu penyakit menular seksual di daerah kelamin, kulit di sekeliling rektum atau daerah di sekitarnya yang disebabkan oleh virus herpes simpleks.

Penyebabnya adalah virus herpes simpleks.
Ada 2 jenis virus herpes simpleks yaitu HSV-1 dan HSV-2.
HSV-2 biasanya ditularkan melalui hubungan seksual, sedangkan HSV-1 biasanya menginfeksi mulut. Kedua jenis virus herpes simpleks tersebut bisa menginfeksi kelamin, kulit di sekeliling rektum atau tangan (terutama bantalan kuku) dan bisa ditularkan ke bagian tubuh lainnya (misalnya permukaan mata).
Luka herpes biasanya tidak terinfeksi oleh bakteri, tetapi beberapa penderita juga memiliki organisme lainnya pada luka tersebut yang ditularkan secara seksual (misalnya sifilis atau cangkroid).

Kejadian penyakit ini sangat cepat akhir-akhir ini. Penyakit ini tak dapat diberantas secara tuntas dan sering kumat-kumatan, dan dapat menimbulkan komplikasi pada saat hamil dan persalinan. Herpes genitalis disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 dan tipe 2.
  • tipe 1 : keganasan rendah, menyerang terutama sekitar mulut
  • tipe 2 : ganas, menyerang alat kelamin
  • penyebab : virus Herpes Simpleks
  • perantara : manusia, bahan yang tercemar virus
  • tempat virus keluar : penis, vagina, anus, mulut
  • cara penularan : kontak langsung
  • tempat kuman masuk : penis, vagina, anus, mulut
Pada wanita penyakit ini biasanya tanpa gejala, tapi dapat menularkan penyakit. Penularan hampir selalu terjadi melalui hubungan seksual. masa inkubasi 3-5 hari, kemudian pada daerah kemaluan timbul gerombolan vesikel, di atas kulit kemerahan dan dirasakan nyeri, bila pecah meninggalkan bekas. Sering disertai pembesaran kelenjar yang nyeri. Penyakit sembuh dalam 2-3 minggu. Penyakit sering kumat, timbul pada tempat yang sama dan biasanya lebih ringan dari gejala infeksi pertama. Faktor yang mempengaruhi kekambuhan biasanya adalah kelelahan fisik dan stress mental, atau infeksi sistemik lainnya. Hubungan seksual yang berlebihan dengan banyak pasangan meningkatkan kemungkinan berhubungan dengan orang yang sudah kena. Komplikasi pada wanita hamil dapat ditularkan melalui ari-ari atau pada saat melahirkan, dapat menyebabkan keguguran, kematian janin atau cacad permanen. Di samping itu, dapat pula menyebabkan kanker serviks.
Gejala awalnya mulai timbul pada hari ke 4-7 setelah terinfeksi.
Gejala awal biasanya berupa gatal, kesemutann dan sakit. Lalu akan muncul bercak kemerahan yang kecil, yang diikuti oleh sekumpulan lepuhan kecil yang terasa nyeri. Lepuhan ini pecah dan bergabung membentuk luka yang melingkar. Luka yang terbentuk biasanya menimbulkan nyeri dan membentuk keropeng.
Penderita bisa mengalami kesulitan dalam berkemih dan ketika berjalan akan timbul nyeri.
Luka akan membaik dalam waktu 10 hari tetapi bisa meninggalkan jaringan parut.
Kelenjar getah bening selangkangan biasanya agak membesar.
Gejala awal ini sifatnya lebih nyeri, lebih lama dan lebih meluas dibandingkan gejala berikutnya dan mungkin disertai dengan demam dan tidak enak badan.
Pada pria, lepuhan dan luka bisa terbentuk di setiap bagian penis, termasuk kulit depan pada penis yang tidak disunat. Pada wanita, lepuhan dan luka bisa terbentuk di vulva dan leher rahim. Jika penderita melakukan hubungan seksual melalui anus, maka lepuhan dan luka bisa terbentuk di sekitar anus atau di dalam rektum.
Pada penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita infeksi HIV), luka herpes bisa sangat berat, menyebar ke bagian tubuh lainnya, menetap selama beberapa minggu atau lebih dan resisten terhadap pengobatan dengan asiklovir.
Gejala-gejalanya cenderung kambuh kembali di daerah yang sama atau di sekitarnya, karena virus menetap di saraf panggul terdekat dan kembali aktif untuk kembali menginfeksi kulit.
HSV-2 mengalami pengaktivan kembali di dalam saraf panggul. HSV-1 mengalami pengaktivan kembali di dalam saraf wajah dan menyebabkan fever blister atau herpes labialis. Tetapi kedua virus bisa menimbulkan penyakit di kedua daerah tersebut.
Infeksi awal oleh salah satu virus akan memberikan kekebalan parsial terhadap virus lainnya, sehingga gejala dari virus kedua tidak terlalu berat.
Infeksi awal dari 63% HSV-2 dan 37% HSV-1 adalah asimptomatik. Simptom dari infeksi awal (saat inisial episode berlangsung pada saat infeksi awal) simptom khas muncul antara 3 hingga 9 hari setelah infeksi, meskipun infeksi asimptomatik berlangsung perlahan dalam tahun pertama setelah diagnosa di lakukan pada sekitar 15% kasus HSV-2. Inisial episode yang juga merupakan infeksi primer dapat berlangsung menjadi lebih berat. Infeksi HSV-1 dan HSV-2 agak susah dibedakan.
Tanda utama dari genital herpes adalah luka di sekitar vagina, penis, atau di daerah anus. Kadang-kadang luka dari herpes genital muncul di skrotum, bokong atau paha. Luka dapat muncul sekitar 4-7 hari setelah infeksi.(6,15)
Gejala dari herpes disebut juga outbreaks, muncul dalam dua minggu setelah orang terinfeksi dan dapat saja berlangsung untuk beberapa minggu. Adapun gejalanya sebagai berikut : (1,4,6,12)
– Nyeri dan disuria
– Uretral dan vaginal discharge
– Gejala sistemik (malaise, demam, mialgia, sakit kepala)
– Limfadenopati yang nyeri pada daerah inguinal
– Nyeri pada rektum, tenesmus
Tanda :
– Eritem, vesikel, pustul, ulserasi multipel, erosi, lesi dengan krusta tergantung pada tingkat infeksi.
– Limfadenopati inguinal
– Faringitis
– Cervisitis
a. Herpes genital primer
Infeksi primer biasanya terjadi seminggu setelah hubungan seksual (termasuk hubungan oral atau anal). Tetapi lebih banyak terjadi setelah interval yang lama dan biasanya setengah dari kasus tidak menampakkan gejala. Erupsi dapat didahului dengan gejala prodormal, yang menyebabkan salah diagnosis sebagai influenza. Lesi berupa papul kecil dengan dasar eritem dan berkembang menjadi vesikel dan cepat membentuk erosi superfisial atau ulkus yang tidak nyeri, lebih sering pada glans penis, preputium, dan frenulum, korpus penis lebih jarang terlihat.(1)
b. Herpes genital rekuren
Setelah terjadinya infeksi primer klinis atau subklinis, pada suatu waktu bila ada faktor pencetus, virus akan menjalani reaktivasi dan multiplikasi kembali sehingga terjadilah lagi rekuren, pada saat itu di dalam hospes sudah ada antibodi spesifik sehingga kelainan yang timbul dan gejala tidak seberat infeksi primer. Faktor pencetus antara lain: trauma, koitus yang berlebihan, demam, gangguan pencernaan, kelelahan, makanan yang merangsang, alkohol, dan beberapa kasus sukar diketahui penyebabnya. Pada sebagian besar orang, virus dapat menjadi aktif dan menyebabkan outbreaks beberapa kali dalam setahun. HSV berdiam dalam sel saraf di tubuh kita, ketika virus terpicu untuk aktif, maka akan bergerak dari saraf ke kulit kita. Lalu memperbanyak diri dan dapat timbul luka di tempat terjadinya outbreaks(1,4,12)
Mengenai gambaran klinis dari herpes progenitalis : gejaia klinis herpes progenital dapat ringan sampai berat tergantung dari stadium penyakit dan imunitas dari pejamu. Stadium penyakit meliputi :
Infeksi primer ? stadium laten ? replikasi virus ? stadium rekuren. (9)
Manifestasi klinik dari infeksi HSV tergantung pada tempat infeksi, dan status imunitas host. Infeksi primer dengan HSV berkembang pada orang yang belum punya kekebalan sebelumnya terhadap HSV-1 atau HSV -2, yang biasanya menjadi lebih berat, dengan gejala dan tanda sistemik dan sering menyebabkan komplikasi. (3,5)
Berbagai macam manifestasi klinis:(5,7)
1. infeksi oro-fasial
2. infeksi genital
3. infeksi kulit lainnya
4. infeksi okular
5. kelainan neurologist
6. penurunan imunitas
7. herpes neonatal

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan laboratorium yang paling sederhana adalah Tes Tzank diwarnai dengan pengecatan giemsa atau wright, akan terlihat sel raksasa berinti banyak. Sensitifitas dan spesifitas pemeriksaan ini umumnya rendah. Cara pemeriksaan laboratorium yang lain adalah sebagai berikut.

A. Histopatologis
Vesikel herpes simpleks terletak intraepidermal, epidermis yang terpengaruh dan inflamasi pada dermis menjadi infiltrat dengan leukosit dan eksudat sereus yang merupakan kumpulan sel yang terakumulasi di dalam stratum korneum membentuk vesikel.(1)
 
B. Pemeriksaan serologis ( ELISA dan Tes POCK )
Beberapa pemeriksaan serologis yang digunakan:
1. ELISA mendeteksi adanya antibodi HSV-1 dan HSV-2.
2. Tes POCK untuk HSV-2 yang sekarang mempunyai sensitivitas yang tinggi.

C. Kultur virus
Kultur virus yang diperoleh dari spesimen pada lesi yang dicurigai masih merupakan prosedur pilihan yang merupakan gold standard pada stadium awal infeksi. Bahan pemeriksaan diambil dari lesi mukokutaneus pada stadium awal (vesikel atau pustul), hasilnya lebih baik dari pada bila diambil dari lesi ulkus atau krusta. Pada herpes genitalis rekuren hasil kultur cepat menjadi negatif, biasanya hari keempat timbulnya lesi, ini terjadi karena kurangnya pelepasan virus, perubahan imun virus yang cepat, teknik yang kurang tepat atau keterlambatan memproses sampel. Jika titer dalam spesimen cukup tinggi, maka hasil positif dapat terlihat dalam waktu 24-48 jam.

DIAGNOSIS
Secara klinis ditegakkan dengan adanya gejala khas berupa vesikel berkelompok dengan dasar eritem dan bersifat rekuren. Gejala dan tanda dihubungkan dengan HSV-2. diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan fisis jika gejalanya khas dan melalui pengambilan contoh dari luka (lesi) dan dilakukan pemeriksaan laboratorium. Tes darah yang mendeteksi HSV-1 dan HSV-2 dapat menolong meskipun hasilnya tidak terlalu memuaskan. Virus kadangkala, namun tak selalu, dapat dideteksi lewat tes laboratorium yaitu kultur. Kultur dikerjakan dengan menggunakan swab untuk memperoleh material yang akan dipelajari dari luka yang dicurigai sebagai herpes.(1,11,12)
Pada stadium dini erupsi vesikel sangat khas, akan tetapi pada stadium yang lanjut tidak khas lagi, penderita harus dideteksi dengan kemungkinan penyakit lain, termasuk chancroid dan kandidiasis. Konfirmasi virus dapat dilakukan melalui mikroskop elektron atau kultur jaringan. Komplikasi yang timbul pada penyakit herpes genitalis anatara lain neuralgia, retensi urine, meningitis aseptik dan infeksi anal. Sedangkan komplikasi herpes genitalis pada kehamilan dapat menyebabkan abortus pada kehamilan trimester pertama, partus prematur dan pertumbuhan janin terhambat pada trimester kedua kehamilan dan pada neonatus dapat terjadi lesi kulit, ensefalitis, makrosefali dan keratokonjungtivitis. Herpes genital primer HSV 2 dan infeksi HSV-1 ditandai oleh kekerapan gejala lokal dan sistemik prolong. Demam, sakit kepala, malaise, dan mialgia dilaporkan mendekati 40 % dari kaum pria dan 70% dari wanita dengan penyakit HSV-2 primer. Berbeda dengan infeksi genital episode pertama, gejala, tanda dan lokasi anatomi infeksi rekuren terlokalisir pada genital

PENGOBATAN
  • Tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan herpes genitalis, tetapi pengobatan bisa memperpendek lamanya serangan.
  • Jumlah serangan bisa dikurangi dengan terus menerus mengkonsumsi obat anti-virus dosis rendah. Pengobatan akan efektif jika dimulai sedini mungkin, biasanya 2 hari setelah timbulnya gejala.
    Asikovir atau obat anti-virus lainnya bisa diberikan dalam bentuk sediaan oral atau krim untuk dioleskan langsung ke luka herpes.
  • Obat ini mengurangi jumlah virus yang hidup di dalam luka sehingga mengurangi resiko penularan. Obat ini juga bisa meringankan gejala pada fase awal. Tetapi pengobatan dini pada serangan pertama tidak dapat mencegah kambuhnya penyakit ini.’
  • Sampai sekarang belum ada obat yang memuaskan untuk terapi herpes genitalis, namun pengobatan secara umum perlu diperhatikan, seperti :
    – menjaga kebersihan lokal
    – menghindari trauma atau faktor pencetus.
  • Penggunaan idoxuridine mengobati lesi herpes simpleks secara lokal sebesar 5% sampai 40% dalam dimethyl sulphoxide sangat bermanfaat. Namun, pengobatan ini memiliki beberapa efek samping, di antaranya pasien akan mengalami rasa nyeri hebat, maserasi kulit dapat juga terjadi.(14)
  • Meskipun tidak ada obat herpes genital, penyediaan layanan kesehatan anda akan meresepkan obat anti viral untuk menangani gejala dan membantu mencegah terjadinya outbreaks. Hal ini akan mengurangi resiko menularnya herpes pada partner seksual. Obat-obatan untuk menangani herpes genital adalah 12)
    – Asiklovir (Zovirus)
    – Famsiklovir
    – Valasiklovir (Valtres)
  • Asiklovir
    Pada infeksi HVS genitalis primer, asiklovir intravena (5 mg/kg BB/8 jam selama 5 hari), asiklovir oral 200 mg (5 kali/hari saelama 10-14 hari) dan asiklovir topikal (5% dalam salf propilen glikol) dsapat mengurangi lamanya gejala dan ekskresi virus serta mempercepat penyembuhan.(4,5)
  • Valasiklovir
    Valasiklovir adalah suatu ester dari asiklovir yang secara cepat dan hampir lengkap berubah menjadi asiklovir oleh enzim hepar dan meningkatkan bioavaibilitas asiklovir sampai 54%.oleh karena itu dosis oral 1000 mg valasiklovir menghasilkan kadar obat dalam darah yang sama dengan asiklovir intravena. Valasiklovir 1000 mg telah dibandingkan asiklovir 200 mg 5 kali sehari selama 10 hari untuk terapi herpes genitalis episode awal.
  • Famsiklovir
    Adalah jenis pensiklovir, suatu analog nukleosida yang efektif menghambat replikasi HSV-1 dan HSV-2. Sama dengan asiklovir, pensiklovir memerlukan timidin kinase virus untuk fosforilase menjadi monofosfat dan sering terjadi resistensi silang dengan asiklovir. Waktu paruh intrasel pensiklovir lebih panjang daripada asiklovir (>10 jam) sehingga memiliki potensi pemberian dosis satu kali sehari.
    Absorbsi peroral 70% dan dimetabolisme dengan cepat menjadi pensiklovir. Obat ini di metabolisme dengan baik.
  • Herpes genitalis adalah kondisi umum terjadi yang dapat membuat penderitanya tertekan. Pada penelitian in vitro  serta penelitian in vivo, povidone iodine terbukti merupakan agen efektif melawan virus tersebut, mendapatkan hasil memuaskan secara klinis dari povidone iodine dalam larutan aqua untuk mengobati herpes genital. 
  •  CDC (Center For Disease Control and Prevention), merekomendasikan penanganan supresif bagi herpes genital untuk orang yang mengalami enam kali atau lebih outbreak per tahun.
  • Beberapa ahli kandungan mengambil sikap partus dengan cara sectio caesaria bila pada saat melahirkan diketahui ibu menderita infeksi ini. Tindakan ini sebaiknya dilakukan sebelum ketuban pecah atau paling lambat 6 jam setelah ketuban pecah. Pemakaian asiklovir pada ibu hamil tidak dianjurkan.
  • Sejauh ini pilihan sectio caesaria itu cukup tinggi dan studi yang dilakukan menggarisbawahi apakah penggunaan antiviral rutin efektif menurunkan herpes genital yang subklinis, namun

Hasil gambar untuk herpes genitalia

KOMPLIKASI
  •  Infeksi herpes genital biasanya tidak menyebabkan masalah kesehatan yang serius pada orang dewasa. Pada sejumlah orang dengan sistem imunitasnya tidak bekerja baik, bisa terjadi outbreaks herpes genital yang bisa saja berlangsung parah dalam waktu yang lama. Orang dengan sistem imun yang normal bisa terjadi infeksi herpes pada mata yang disebut herpes okuler. Herpes okuler biasanya disebabkan oleh HSV-1 namun terkadang dapat juga disebabkan HSV-
  • Herpes dapat menyebabkan penyakit mata yang serius termasuk kebutaan.
    Wanita hamil yang menderita herpes dapat menginfeksi bayinya. Bayi yang lahir dengan herpes dapat meninggal atau mengalami gangguan pada otak, kulit atau mata. Bila pada kehamilan timbul herpes genital, hal ini perlu mendapat perhatian serius karena virus dapat melalui plasenta sampai ke sirkulasi fetal serta dapat menimbulkan kerusakan atau kematian pada janin. Infeksi neonatal mempunyai angka mortalitas 60%, separuh dari yang hidup menderita cacat neurologis atau kelainan pada mata.
PENCEGAHAN
  • Hingga saat ini tidak ada satupun bahan yang efektif mencegah HSV. Kondom dapat menurunkan transmisi penyakit, tetapi penularan masih dapat terjadi pada daerah yang tidak tertutup kondom ketika terjadi ekskresi virus. Spermatisida yang berisi surfaktan nonoxynol-9 menyebabkan HSV menjadi inaktif secara invitro. Di samping itu yang terbaik, jangan melakukan kontak oral genital pada keadaan dimana ada gejala atau ditemukan herpes oral.
Pencegahan
  • Mendeteksi kasus yang tidak diterapi, baik simtomatik atau asimptomatik.
  • Mendidik seseorang yang berisiko tinggi untuk mendapatkan herpes genitalis dan PMS lainnya untuk mengurangi transmisi penularan.
  • Mendiagnosis, konsul dan mengobati individu yang terinfeksi dan follow up dengan tepat.
  • Evaluasi, konsul dan mengobati pasangan seksual dari individu yang terinfeksi.
  • Skrining disertai diagnosis dini, konseling dan pengobatan sangat berperan dalam pencegahan.

asuhan BBL dan NEONATUS


ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS
Definisi
Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 - 28 hari. Kehidupan pada masa neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan  penyesuaian fisiologik agar bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. 

Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan angka kematian neonatus

1.      Jadwal Kunjungan Bidan Kerumah bayi
Kunjungan neonatal dilakukan untuk memantau kesehatan bayi sehingga bila terjadi masalah dapat segera diidentifikasi seperti bayi mengalami kesulitan untuk menyusui, tidak BAB dalam 48 jam, likterus yang timbul pada hari pertama, kemudian tali pusat merah atau bengkak/ keluar cairan dari tali pusat, bayi demam lebih 37,5 C sehingga keadaan ini harus segera dilakukan rujukan.
Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui bila terdapat kelainan pada bayi atau bayi mengalami masalah kesehatan. Resiko terbesar kematian. Bayu Baru Lahir terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, minggu pertama dan dua bulan pertama kehidupannya.
Sehingga bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat di anjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama. bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan neonatal sekaligus memastikan bahwa bayi dalam keadaan sehat pada saat bayi pulang atau bidan meninggalkan bayi jlka persalinan di rumah.
Pelayanan kesehatan neonatal dasar menggunakan pendekatan komprehensif, Manajemen Terpadu Bayi Muda, yang meliputi :
a.       Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksl bakteri, ikterus, diare, berat badan rendah.
b.      Perawatan tali pusat.
c.        Imunisasi Hep B 0 bila belum diberikan pada saat lahir
d.      Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberlkan asi eklusif pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir di rumah dangan menggunakan Buku KIA
e.       Penanganan dan rujukan kasus
PELAKSANAAN PELAYANANAN KESEHATAN NEONATUS: JADWAL KUNJUNGAN

1.      Kunjungan Neonatal hari k – 1 (KN 1)
a.       Untuk bayi yang lahir di fasilitas kesehatan pelayanan dapat dilaksanakan sebelum bayi pulang dari fasilitas kesehatan ( ≥24 jam)
b.      Untuk bayi yang lahir di rumah, bila bidan meninggalkan bayi sebelum 24 jam, maka pelayanan dilaksanakan pada 6 - 24 jam setelah lahir.
Hal yang dilaksanakan :
a)      Jaga kehangatan tubuh bayi
b)      Barikan asi eklusif
c)      Cegah infeksi
d)     Rawat tali pusat
2.      Kunjungan Neonatal hari ke 2 (KN 2)
a)      Jaga kehangatan tubuh bayi
b)      Barikan asi eklusif
c)      Cegah infeksi
d)     Rawat tali pusat
3.      Kunjungan Neonatal minggu ke - 3 (KN 3) Hal yang dilakukan :
a)      Periksa ada / tidak tanda bahaya dan atau gejala sakit
b)      Lakukan :
Ø  Jaga kehangatan tubuh
Ø  Beri asi eklusif
Ø  Rawat tali pusat
MANAGEMEN  BAYI LAHIR
Managemen segera setelah lahir yaitu membersihkan lendir dan benda-benda lain dari mulut, hidung dan tenggorokan bayi dengan alat penghisap, bayi akan segera bernafas sendirl.           
Tali pusat dijepit pada dua tempat dan dipotong diantaranya. Bayi kemudian dikeringkan dan dibaringkan diatas selimut hangat yang steril atau di atas perut ibunya.
Kondisl bayi secara keseluruhan di nilai pada menit partarna dan 5 menit setelah kelahiran dengan menggunakan Apgar . Skor Apgar adalah penilaian bayi baru lahir yang didasarkan pada:
Ø  Warna kulit bayi (merah muda atau biru)
Ø  Denyut jantung
Ø  Pernafasan
Ø  Respon bayi
Ø  Ketegangan otot (lemah atau aktif).
Menjaga kehangatan bayi baru lahir adalah suatu hal yang sangat panting.  Sesegera mungkin bayi diberi baju dari bahan yang nyaman, dibedong dan kepalanya ditutup untuk mengurangi kehilangan panas tubuh.
Diberikan tetes mata perak nitrat atau antibiotik untuk perlindungan terhadap Infeksi akibat kontak dengan organisme berbahaya selama persalinan
Selelah dipindahkan ke ruang perawatan, bayi ditempatkan dalam tempat tidur bayi yang kecil dalam posisi miring dan menjaganya tetap hangat. Menidurkan bayi dalam posisi miring akan mencegah penyumbatan saluran pernafasan oleh cairan atau lendir yang bisa menghalangi pernafasan.
Karena semua bayi baru lahir memiliki Seclikit jumlah vitamin K. berikan suntikan vitamin K untuk mencegah perdarahan (penyakit perdarahan pada bayi baru lahir).
Sekitar 6 jam atau lebih setelah lahir, bayi dimandikan bersihkan bahan putih berminyak (verniks kaseosa) yang menutupi hampir seluruh kulit bayi baru lahir, karena bahan ini membantu melindungi terhadap, Infeksi.
PEMERIKSAAN FISIK
Lakukan perneriksain fisik secara menyeluruh dalam 12 jam pertama setelah bayi lahir. Pemeriksaan dimulai dengan serangkaian pengukuran seperti:
Ø  Menimbang berat badan, rata-rata bayi baru lahir beratnya adalah 3.5 kg
Ø  Mengukur panjang badan, rata-rata panjang bayi baru lahir adalah 50 cm
Ø  Mengukur lingkar kepala.
Selanjutnya menilai kulit, kepala dan wajah, jantung dan paru-paru, sistem saraf,     perut    dan      alat            kelamin            bayi. Kulit biasanya kemerahan, walaupun jari-jari tangan dan jari-jari kaki nampak agak kebiruan karena sirkulasi darah yang kurang baik dalam jam-jam pertama kehidupan bayi baru lahir.
Perlksa adanya kelainan pada saraf-saraf dan menguji refleks bayi.
·         Refleks penting pada bayi baru lahir adalah refleks Moro, refleks mencucur dan refleks menghisap: Refleks Moro : bila bayi baru lahir dikejutkan, tangan dan kakinya akan terentang ke depan tubuhnya seperti mencari pegangan, dengan jari-jari terbuka.
·         Refleks Mencucur : bila salah satu sudut mulut bayi disentuh, bayi akan memalingkan kepalanya ke sisi tersebut.
·         Refleks ini  membantu bayi baru lahir untuk menemukan putting.
·         Refleks Manghisap : bila suatu benda diletakkan dalam mulut bayi, maka bayi akan segara menghisapnya.
Pemeriksaan alat kelamin pada anak laki-laki salah satunya untuk memastikan bahwa kedua buah pelirnya lengkap dalam kantong buah zakar. Meskipun jarang dan tidak menimbulkan rasa nyeri pada bayi baru lahir, buah pelir bisa terpelintir (torsio testis), yang perlu diatasi dengan tindakan pembedehan darurat pada bayi perempuan, bibir vaginanya mononjol.
PEMBERIAN MAKANAN
Bayi normal memiliki refleks mencucur dan refieks menghisap yang aktif, dan dapat segera mulai makan setelah lahir. Jika bayi tidak disusui oleh ibunya di ruang persalinan,pemberian makan biasannya dimulai dalam 4 jam setelah kelahiran.
Meludah dan memuntahkan lendir adalah hal yang biasa terjadi pada hari pertama. Bayi baru lahir akan berkernih sabanyak 6-8 kali sehari. Mereka juga buang air besar setiap hari. menangis keras, keadaan kulitnya bagus dan mempunyai refleks menghisap yang kuat. Semua ciri-ciri ini menandakan bahwa bayi mendapat cukup ASI atau susu formula. Penambahan berat badan akan memperkuat hal tersebut.

Senin, 16 Mei 2016

TB paru

 

  TB PARU
 
 
Diagnosis dan Pengobatan Tuberkulosis
Tuberkulosis termasuk penyakit yang sulit untuk dideteksi, terutama pada anak-anak. Dokter biasanya menggunakan beberapa cara untuk mendiagnosispenyakit ini antara lain:
  • Rontgen dada.
  • Tes Mantoux.
  • Tes darah.
  • Tes dahak.
Penyakit yang tergolong serius ini dapat disembuhkan jika diobati dengan benar. langkah pengobatan yang dibutuhkan adalah dengan mengonsumsi beberapa jenis antibiotik yang harus diminum selama jangka waktu tertentu.
Langkah Pencegahan Tuberkulosis
Langkah utama dalam pencegahan TB adalah dengan menerima vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin). Di Indonesia, vaksin ini termasuk dalam daftar imunisasi wajib dan diberikan sebelum bayi berusia tiga bulan.
Vaksin BCG juga dianjurkan bagi anak-anak, remaja maupun orang dewasa yang belum pernah menerimanya pada waktu bayi. Tetapi harap diingat bahwa keefektifan vaksin ini akan berkurang pada orang dewasa.



Definisi
Tuberkulosis paru (Tb paru) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang penyakit parenkim paru.Nama tuberkulosis berasal dari tuberkel yang berarti tonjolan kecil dan keras yang terbentuk waktu sistem kekebalan membangun tembok mengelilingi bakteri dalam paru.Tb paru ini bersifat menahun dan secara khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosis jaringan. Tb
paru dapat menular melalui udara, waktu seseorang dengan Tb aktif pada paru batuk, bersin atau bicara
1
.
2.1.2 Klasifikasi
Ada beberapa klasifikasi Tb paru yaitu menurut Depkes (2007)
yaitu
a.Klasifikasi berdasarkan organ tubuh yang terkena:
1.Tuberkulosis paru Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan (parenkim) paru. tidak termasuk pleura (selaput paru) dan kelenjar pada hilus.
2.Tuberkulosis ekstra paru 8
Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru,misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung (pericardium),kelenjar lymfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dan lain-lain.
a.Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaandahak mikroskopis, yaitu pada Tb Paru:
1.Tuberkulosis paru BTA positif
Sekurang
-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnyaBTA positif.
1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto
toraks dada menunjukkan gambaran tuberkulosis.
1 spesimen dahak SPS hasilnyaBTA positif dan biakan kuman Tbpositif.
1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah
pemberian antibiotika non OAT.
2.Tuberkulosis paru BTA negatif Kriteria diagnostik Tb paru BTA negatif harus meliputi:Paling tidak 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif.
Foto toraks abnormal menunjukkan gambaran tuberkulosis.
Tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non AT.9

Ditentukan (dipertimbangkan) oleh dokter untuk diberi
pengobatan.
b.Klasifikasi berdasarkan tipe pasien ditentukan berdasarkan riwayat
pengobatan sebelumnya. Ada beberapa tipe pasien yaitu:
1.Kasus baru
Adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah
pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (4 minggu).
2.Kasus kambuh (relaps)
Adalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat
pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh tetapi
 kambuh lagi.
3.Kasus setelah putus berobat (default )
Adalah pasien yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan atau
lebih dengan BTA positif.
4.Kasus setelah gagal (failure)
Adalah pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau
kembali menj
adi positif pada bulan kelima atau lebih selama
pengobatan.
5.Kasus lain
Adalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas, dalam
kelompok ini termasuk kasus kronik, yaitu pasien dengan hasil
pemeriksaan masih BTA positif setelah selesai pengobatan u
langan

PREEKLAMSI

 

  PREEKLAMSI


Preeklamsi adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan tekanan darah tinggi (di atas 140/90mmHg) dan jumlah protein yang abnormal dalam urin (proteinuria) setelah 20 minggu kehamilan pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan darah yang normal. Penyebab pastinya tidak diketahui pada kebanyakan kasus preeklamsi tetapi faktor-faktor, seperti kehamilan ganda, diabetes dan obesitas diketahui meningkatkan resiko terkenanya kondisi ini sewaktu kehamilan. Ketika preeklamsi berkembang, hal ini dapat menimbulkan retensi cairan, menyebabkan pembengkakan kaki, pergelangan kaki dan wajah. Gejala, seperti sakit kepala yang berat, perubahan penglihatan dan muntah dapat timbul. Prekelamsi ringan biasanya diawasi secara hati-hati tanpa suatu pengobatan dan akan menghilang setelah melahirkan. Namun, wanita dengan preeklamsi sedang atau berat memerlukan persalinan segera untuk mencegah komplikasi yang mengancam jiwa, seperti eklamsi (kejang pada wanita hamil) dan solusio plasenta, suatu keadaan yang ditandai dengan terlepasnya plasenta dari dinding rahim, yang menyebabkan perdarahan berat yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi. Preeklamsi juga dapat menghambat pertumbuhan janin di dalam kandungan. Pada kasus-kasus dimana kehamilan terlalu berbahaya untuk menginduksi kelahiran sang bayi, obat-obatan seperti antihipertensi dan kortikosteroid dapat diberikan untuk mengatasi gejala dan mempertahankan kehamilan sampai usia bayi cukup untuk induksi persalinan.

Waspadai pre eklamsi Ketika Hamil

Pre eklamsi biasanya ‘menjangkiti’ wanita hamil ketika usia kandungannya memasuki 20 pekan. Meski pada wanita hamil yang sehat dan tak menderita sakit tekanan darah tinggi sekalipun.
Jika dokter kandungan atau bidan jeli, banyak gejalanya yang bisa dilihat pada ibu hamil secara kasat mata. Selain tekanan darah yang tinggi –di atas 140/90–, biasanya diiringi dengan pembengkakan pada pergelangan kaki dan wajah dan tingginya kadar protein pada urin ibu hamil. Tingginya kadar protein pada urin itu sudah jadi pertanda adanya gangguan pada ginjal, sebagai efek dari pre eklamsi. Sakit kepala yang berlangsung lama, naiknya berat badan secara tiba-tiba, penglihatan mendadak tidak jelas atau jadi sensitif pada cahaya, dan sakit pada bagian perut juga gejala awal pre eklamsi.
Itulah salah satu manfaat memeriksakan diri dan bayi ke bidan atau dokter kandungan secara rutin. Kunjungan ini akan memudahkan para medis itu memonitor tekanan darah dan kadar protein pada ibu hamil, sehingga kemungkinan berkembangnya pre eklamsi bisa dicegah sedini mungkin.
Pre eklamsi berakibat fatal jika tidak segera ditindak. Ia merusak plasenta sehingga menyebabkan bayi lahir dalam keadaan tidak bernyawa, atau lahir hidup namun berat badannya rendah, atau lahir prematur. Penyakit ini juga membahayakan ginjal, hati, dan otak ibu hamil. Pada beberapa kasus, bisa menyebabkan ibu hamil mengalami koma. Bahkan di Amerika, pre eklamsi adalah pembunuh ibu hamil nomor 2 dan penyebab timbulnya komplikasi pada bayi.

Obat Mujarab
Bagi wanita hamil yang menderita tekanan darah tinggi, akhir-akhir ini banyak dokter yang tidak menggunakan obat yang mengandung angiotensin-converting enzyme (ACE) dan angiotensin II selama kehamilan.
Lantas adakah obat yang bisa mengusir penyakit pre eklamsi yang mematikan itu? Jawabnya, tidak ada. Hanya saja, ketika seorang ibu hamil terdeteksi mengalami gejala-gejala pre ekalmsi maka ia dan bayinya segera dimonitor untuk mengurangi atau bahkan mencegah munculnya serangan eklamsi yang begitu fatal pada wanita hamil dan bayinya.
Satu-satunya ‘obat’ yang dianggap mujarab hingga kini adalah dengan segera melahirkan bayi, walau sebelum mencapai usia kehamilan 40 pekan. Ini bisa dilakukan dengan operasi cesar atau induksi. Namun, sebelum hari H, dokter akan memberi injeksi steroid potent pada ibu hamil tersebut agar paru-paru bayi segera ‘matang’. Sebab, jika bayi dilahirkan sebelum paru-parunya matang maka bayi akan menderita gagal paru-paru. Ini juga membahayakan bayi.

Waspada, Meski Jarang Terjadi
Masalah tekanan darah tinggi pada ibu hamil terjadi hanya 6%-8% pada ibu-ibu hamil di Amerika. 70% diantaranya diderita oleh mereka yang baru pertama kali hamil. Jumlah wanita yang mengalami gestational hypertension pun tidak berubah sejak satu dekade lalu. Hanya saja, jumlah kasus pre eklamsi di sana mengalami peningkatan.
Riset yang dilakukan oleh National Center for Health Statistics, menyebut meningkatnya jumlah penderita pre eklamsi disebabkan oleh makin banyaknya wanita hamil di usia rawan (30-45 tahun). Kecenderungan ini sudah berlangsung 3 dekade. Selain itu kehamilan kembar juga menyebabkan munculnya pre eklamsi. Di negeri Paman Sam, jumlah kelahiran kembar tiga ke atas melonjak hingga 400% dan 1000% pada wanita hamil yang berusia 40-an.
Lantas wanita hamil macam apa yang bisa menderita serangan pre eklamsi?
Wanita yang menderita tekanan darah tinggi kronis sebelum ia hamil.
Wanita yang tekanan darahnya meningkat tajam di awal kehamilannya.
Wanita yang hamil pada umur dibawah 20 tahun dan di atas 40 tahun.
Wanita yang hamil kembar
Wanita yang menderita sakit diabetes, sakit ginjal, rheumatoid arthritis, lupus, atau scleroderma.
Namun, fatalnya akibat yang ditimbulkan oleh pre eklamsi hendaknya jangan mengurunkan niat Anda untuk memiliki keturunan. Bahkan wanita yang menderita sakit tekanan darah tinggi pun bisa hamil dan melahirkan dengan selamat. Asal, ia –dengan rekomendasi dokter—sebelum hamil memulai program mengontrol tekanan darah hingga selesai melahirkan kelak. Wanita hamil yang tekanan darahnya tinggi juga harus rajin mengikuti kelas prenatal care.

tanda gejala ciri-ciri preeklamsia yang terbagi menjadi dua yaitu :
Pre-eklamsia ringan tanda-tandanya antara lain :

  • Kenaikan tekanan darah diastolik 15 mmHg atau >90 mmHg dengan 2 kali pengukuran berjarak 1jam atau tekanan diastolik sampai 110 mmHg
  • Kenaikan tekanan darah sistolik 30 mmHg atau > atau mencapai 140 mmHg.
  • Protein urin positif 1, edema umum, kaki, jari tangan dan muka. Kenaikan BB > 1Kg/mgg.
Pre-eklampsia Berat tanda-tandanya antara lain :
  • Tekanan diastolik >110 mmhg
  • Protein urin positif 3, oliguria (urine, 5gr/L). hiperlefleksia, gangguan penglihatan, nyeri epigastrik, terdapat edema dan sianosis, nyeri kepala, gangguan kesadaran.
Gejala Preeklamsia antara lain adalah berupa hal-hal sebagai berikut :
  1. Hipertensi. Tekanan darah Anda akan mengalami peningkatan. Misalnya menjadi 140/90 milimeter merkuri (mm Hg) atau lebih tinggi.
  2. Berat badan bertambah. Biasanya lebih dari 2 pon (0,9 kilogram) seminggu.
  3. Sakit kepala.
  4. Penglihatan terganggu (kabur, sensitif terhadap cahaya, dll).
  5. Mual dan muntah.
  6. Produksi urine menurun.
  7. Ada kandungan protein yang tinggi dalam urine (proteinuria)
  8. Nyeri perut di bagian atas, biasanya di bawah tulang rusuk sisi kanan.
  9. Mengalami pembengkakan. Namun, gejala ini tidak bisa dianggap sebagai gejala dari penyakit pre-eklampsia karena hal ini kebanyakan dialami pada masa kehamilan.
Faktor Penyebab Preeklamsi antara lain adalah sebagai berikut :
Ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya penyakit pre-eklampsia pada waktu hamil, antara lain:
  1. Riwayat keluarga. Bila anggota keluarga Anda ada yang mengidap penyakit ini, risiko Anda untuk mengalaminya semakin besar.
  2. Umur. Risiko pre-eklampsia pada wanita hamil muda lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang usianya lebih dari 40 tahun.
  3. Banyaknya bayi yang dikandung. Pre-eklampsia sering terjadi pada wanita yang mengandung bayi kembar, kembar tiga, atau kelipatannya.
  4. Obesitas. Apabila Anda gemuk, risiko pre-eklampsia semakin meningkat.
  5. Kurang vitamin D. Beberapa bukti menunjukkan bahwa pre-eklampsia kan timbul bila Anda kekurangan vitamin D. Pada awal kehamilan, vitamin ini berfungsi sebagai pencegahan.
  6. Memiliki kadar protein tinggi. Wanita hamil yang memiliki kandungan protein tinggi dalam darah ataupun urine memiliki risiko lebih besar untuk mengidap penyakit pre-eklampsia. Pertumbuhan dan fungsi dari pembuluh darah akan terganggu oleh kandungan protein ini.
  7. Diabetes. Wanita yang menderita penyakit diabetes gestasional memiliki risiko lebih tinggi terkena pre-eklampsia pada kehamilannya.