PLASENTA PREVIA
Placenta previa terjadi pada 1 dari 200 kehamilan, placenta previa
merupakan kondisi di mana plasenta melekat pada bagian bawah rahim
sedemikian rupa sehingga menutupi bukaan leher rahim. Kondisi ini lebih
sering terjadi pada bulan-bulan awal kehamilan, jika seorang ibu hamil
mengalami placenta previa, ia dan janin akan memiliki resiko pendarahan
berlebih jika kondisi ini terus berlangsung selama kehamilan hingga saat
persalinan tiba. Selain placenta previa, letak placenta juga bisa
mengalami ketidaknormalan yang disebut plasenta rendah (low-lying
placenta), dimana plasenta terletak sangat dekat dengan bukaan rahim
tapi tidak sampai menutupinya.
Placenta previa jarang terjadi pada kehamilan pertama seorang ibu,
tapi kecenderungan untuk terjadinya kondisi ini semakin meningkat pada
kehamilan-kehamilan berikutnya. Placenta Previa terbagi atas tiga tipe :
- Placenta Previa Total
- Placenta Previa Sebagian
- Placenta Previa Marjinal
Dari ketiga tipe placenta previa tersebut, tipe marjinal adalah yang
paling sering terjadi. Untuk mendiagnosa placenta previa, dokter
spesialis kandungan anda akan melakukan USG pada usia kehamilan 18-20
minggu. Seorang ibu juga bisa diduga mengalami placenta previa jika
terjadi pendarahan pada trimester kedua kehamilannya, evaluasi ulang
akan dilakukan melalui USG pada usia kehamilan 30-36 minggu. Pada
sebagian besar kasus, plasenta akan bergeser menjauhi jalan lahir
sebelum usia kehamilan minggu ke-30 dimana usia kehamilan terus
bertambah dan rahim telah berkembang dan meregang.
Penyebab placenta previa
penyebab pasti placenta previa belum diketahui. Namun resiko terjadinya kondisi ini meningkat jika :
- Ibu mengalami placenta previa pada kehamilan sebelumnya.
- Ibu menjalani operasi caesar pada persalinan sebelumnya.
- Ibu menjalani kehamilan kedua dan seterusnya.
- Ibu hamil dengan usia di atas 35 tahun.
- Ibu merokok.
- Ibu pernah mengalami operasi pada rahim misalnya kuret akibat keguguran atau operasi untuk menghilangkan miom.
Waspadalah jika ibu mengalami pendarahan pada usia kehamilan 21-40
minggu, Pendarahan vaginal tanpa rasa sakit yang terjadi secara
tiba-tiba pada akhir trimester kedua atau awal trimester ketiga
merupakan indikasi placenta previa. Penggunaan USG merupakan cara yang
paling efektif untuk mendeteksi placenta previa, USG vaginal sebaiknya
tidak dilakukan karena bisa mengakibatkan lepasnya plasenta dan
pendarahan yang parah.
Pendarahan pada akhir masa kehamilan menunjukkan bahwa kontraksi
sebelum waktu persalinan menyebabkan terlepasnya sebagian akar plasenta,
hal ini mengancam supply nutrisi dan oksigen ke janin jika persalinan
dimungkinkan. Ini terjadi karena plasenta akan menghalangi keluarnya
bayi melalui jalan lahir, dalam kasus seperti ini, tindakan operasi
caesar akan dilakukan.
Operasi Caesar juga tidak dapat dihindarkan jika kasus yang terjadi
adalah placenta previa total, Pada kasus placenta previa marjinal atau
placenta previa parsial, kelahiran normal masih dimungkinkan. Keputusan
apakah kelahiran dilakukan secara normal atau melalui operasi caesar
diambil berdasarkan seberapa banyak plasenta menutupi jalan lahir.
Seorang
ibu yang mengalami placenta previa tipe apapun sebaiknya tidak
menggunakan apapun di vaginanya termasuk cairan pencuci vagna atau
obat-obatan lainnya, selain itu hubungan seksual juga sebaiknya tidak
dilakukan. Disarankan untuk menjalani bed rest untuk mengurangi tekanan
pada plasenta yang terletak di bawah. Semua aktifitas yang bisa
memberikan tekanan kepada plasenta, misalnya bekerja keras dan
mengangkat/membawa barang berat sebaiknya dihindari.
Jika usia kehamilan sudah di atas 36 minggu plasenta masih terletak
di bawah tapi tidak sampai menutupi jalan lahir dan tidak terjadi
pendarahan, ibu bisa istirahat di rumah tapi harus sering-sering kontrol
ke dokter. Kebanyakan dokter akan memilih untuk menunggu perkembangan
selanjutnya agar bayi bisa berkembang sempurna dalam rahim, beberapa
dokter lainnya mungkin memilih untuk melakukan induksi. Apapun keputusan
dokter anda, sebaiknya anda mengikutinya dengan pikiran yang tenang.
Gejala plasenta previa adalah terjadinya pendarahan pada akhir
trimester kedua atau awal trimester ketiga, tetapi, ada juga tidak
terjadi pendarahan sampai mendekati persalinan. Jumlah darah yang
dikeluarkan bervariasi, mulai dari tetesan darah sampai darah seperti
saat haid.
Wanita hamil dengan plasenta previa tidak memungkinkan untuk
melahirkan secara normal karena akan mengakibatkan pendarahan hebat.
Apabila telah diketahui seorang ibu Plasenta Previa, maka untuk mencegah
terjadinya pendarahan yaitu :
1. Mengurangi fisik
Aktivitas fisik yang berat dapat memicu terjadinya kontraksi.
Aktivitas fisik yang berat dapat memicu terjadinya kontraksi.
2. Bed rest
Jika sudah mengalami pendarahan berulang kali dan dalam jumlah banyak, disarankan agar bed rest total untuk mencegah terjadinya kontraksi dan pendarahan yang lebih banyak.
Jika sudah mengalami pendarahan berulang kali dan dalam jumlah banyak, disarankan agar bed rest total untuk mencegah terjadinya kontraksi dan pendarahan yang lebih banyak.
3. Pelvic rest
Yaitu tidak melakukan hal-hal pada vagina yang berpotensi menyebabkna terjadinya pendarahan, misalnya, tidak melakukan hubungan seks, membersihkan vagina menggunakan cairan atau alat tertentu, menggunakan pembalut vagina.
Yaitu tidak melakukan hal-hal pada vagina yang berpotensi menyebabkna terjadinya pendarahan, misalnya, tidak melakukan hubungan seks, membersihkan vagina menggunakan cairan atau alat tertentu, menggunakan pembalut vagina.
Pada kasus Plasenta Previa yang sudah parah, penderitanya harus
diopname di rumah sakit agar dokter mudah melakukan kontrol. Penanganan
yang akan dilakukan dokter adalah memberikan obat-obatan untuk mencegah
kontraksi dan obat untuk mempercepat pematangan paru-paru janin untuk
kemungkinan apabila janin harus segera dilahirkan.
Karena tidak boleh sampai kontraksi, maka segera hubungi dokter jika
Anda merasakan kontraksi perut (perut terasa sangat keras) atau keluar
bercak darah. Karena itu merupakan tanda-tanda awal kontraksi yang
berbahaya. Segera hubungi dokter dan menuju rumah sakit agar mendapat
penanganan yang tepat.
Meskipun demikian pemeriksaan dokter akan membantu anda untuk mengetahui pendarahan yang terjadi untuk penanganan yang lebih lanjut. Plasenta previa menempel pada bagian bawah rahim yang lemah, lebih tipis, dan lebih vaskular. Ketika Anda memasuki trimester kedua dan ketiga, leher rahim mulai menipis dan peregangan untuk persiapan persalinan. Sebagai daerah ini membentang dapat menyebabkan vili (pembuluh darah) untuk istirahat sehingga menyebabkan perdarahan. Plasenta previa dapat mengakibatkan komplikasi bagi ibu dan bayi. Pada usia kandungan yang semakin tua plasenta previa dapat menyebabkan terjadinya pendarahan (umumnya pada trimester ke tiga), selain itu plasenta previa dapat mengakibatkan kelahiran prematur, pada keadaan yang kesehatan yang semakin buruk plasenta previa akan mengakibatkan ibu hamil mendapatkan tindakan persalinan berupa operasi caesar.
Sedangkan pada kehamilan yang masih muda dapat mengakibatkan komplikasi persalinan disebabkan adanya plasenta yang berubah dari keadaan normalnya. Penanganan yang dapat dilakukan untuk plasenta previa pada kehamilan yang masih muda dengan melakukan terapi ekspektif. Terapi ini hanya untuk ibu hamil yang memiliki kondisi kesehatan yang baik dan juga hb yang normal. Adapun terapi lain yang bisa dilakukan yaitu dengan menggunakan terapi aktif. Sedangkan pada usia kandungan yang telah memasuki trimester akhir, penangan yang dapat dilakukan untuk penderita plasenta previa tergantung letak plasenta previa di dalam tubuh penderita, pada keadaan complete previa akan memerlukan operasi caesar untuk persalinannya sedangkan untuk partial previa masih mendapatkan kemungkinan persalinan normal sedangkan untuk marginal previa , plasenta tidak berada di bagian tepi serviks sehingga tidak menutupi jalan lahir.
Dokter akan memantau detak jantung Anda bayi dan memonitor tanda-tanda vital Anda. Apabila perdarahan tidak dapat dikontrol operasi caesar langsung diberikan tanpa memandang lama kehamilan. Sedangkan apabila perdarahan masih bisa dikendalikan dokter akan membahas penjadwalan operasi caesar dengan Anda. Karena risiko pendarahan lebih tinggi untuk wanita dengan plasenta previa,maka pasca melahirkan akan dilakukan pemantauan untuk tanda-tanda pendarahan. Selain itu dapat juga dengan menggunakan obat yang disarankan oleh dokter untuk mengurangi pendarahan yang terhadi. Pemberian obat dapat mengontrol pendarahan seperti obat-obatan pitocin dan transfusi (apabila diperlukan ). Hal yang harus diperhatikan adalah gangguan kesehatan pasca melahirkan dari ibu yang menderita plasenta previa yaitu mengalami anemia. Anemia dapat terjadi pada ibu dan juga bayi sehingga kadar hemoglobin akan dipantau dan suplemen zat besi dapat diberikan untuk meminimalisir gangguan kesehatan lainnya. Konsultasikan selalu kesehatan anda dan bayi anda apabila anda mengalami riwayat plasenta previa pada saat anda mengandung, hal ini dapat menjaga kemungkinan yang terburuk dari terjadi plasenta previa pasca melahirkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar